Frekuensi Suara Di Gereja

kontraktorstudio.com – Tiap kali gelombang suara dihasilkan, ia hendak menyebar ke seluruh arah serta menghindar dari sumbernya. Hambatan energi yang dihasilkan oleh gelombang suara akan menjalar melalui partikel atmosfer di dalam ruangan.

Disaat partikel atmosfer ini didorong serta ditarik satu sama lain, suara terbuat dan ditangkap oleh indra pendengaran di dalam telinga manusia. Yang setelah itu menukar gerakan ini jadi sinyal neurologi guna ditafsirkan oleh otak.

1 png

A. Suara Sebagai Simbol Kesucian

Suara dari ruang yang sakral merupakan pengetahuan akustik yang mendasar dari orang – orang dalam suatu lingkungan. Dengan demikian, konvensi budaya memainkan peran yang utama dalam bagaimana hal tersebut dapat dirasakan.

Sampai saat ini di dunia bagian darat, gereja – gereja secara luas diharapkan untuk mempunyai suara gema yang baik. Di masjid juga kebutuhan untuk mendengar khutbah dengan jelas selalu akan lebih penting. Harapan umumnya adalah bahwa ruang sakral akan tetap sesuai dengan tradisi akustik.

B. Resonansi dan Akustik

Dalam keadaan tertentu persyaratan akustik dapat bertentangan satu sama lain. Untuk doa, perlindungan dari suara bising yang berasal dari luar ruangan sangat diperlukan. Pemimpin doa dan penyembahan Tuhan dilakukan dengan suara yang keras dengan diiringi oleh paduan suara dengan banyaknya suara.

Akustik gereja menyediakan salah satu kasus akustik arsitektural yang paling kompleks. Sumber suara dari paduan suara bisa saja berubah, hal ini dapat membingungkan bagi pembaca, penyanyi, dan jemaat yang hadir. Posisi sumber suara dan bentuk ruang merupakan faktor kunci yang menentukan interaksi akustik ruang yang saling berhubungan.

C. Intensitas Sumber Suara

Intensitas sumber suara dapat dengan cepat melemah dengan jarak yang ditempuh. Intensitas suara yang menyebar secara merata ke segala arah berkurang saat jarak berlipat ganda. Hal tersebut memperjelas bahwa betapa pentingnya meningkatkan komunikasi akustik melalui penggunaan pantulan suara yang di perkuat.

Dalam akustik geometris, perambatan gelombang suara akan diwakili oleh sinar yang memantul dari permukaan ruang yang tertutup menurut hukum pemantulan. Refleksi awal memperkuat kesan suara dan meningkatkan kejernihan suara. Dan pantulan selanjutnya terdengar sebagai gaung.

Refleksi yang sangat awal (kurang dari 15 mili per detik) dan pantulan akhir yang keras (lebih dari 50 mili per detik) bisa dianggap sebagai gema yang mengganggu.

D. Bahan Penyerap Suara

Aplikasi bahan penyerap suara tidak hanya mengurangi intensitas gema suara, tetapi juga dapat menghindari akumulasi energi suara yang dapat menyebabkan efek gema yang tidak diinginkan. Bila bahan keras dan berat digunakan untuk menyerap energi suara sangat sedikit dalam rentang frekuensi 100 hingga 200 Hertz. Penyerapan suara frekuensi rendah yang mengganggu membutuhkan perencanaan yang matang.

Cara yang paling efektif untuk hal diatas adalah penyerap panel dan ruang berongga dalamnya dilapisi dengan bahan penyerap, yang dapat disesuaikan agar sesuai dengan frekuensi suara yang perlu diserap.

E. Aspek Khusus Akustik

Akustik arsitektural harus dipertimbangkan di seluruh prospek desain dan pembangunan, apakah semua aspek bisa berkontribusi pada desain akustik tersebut. Maka akibatnya, kondisi dan kualitas akustik menjadi bagian dari konsep keseluruhan.

Melalui pemilihan bahan dan elemen standar yang tepat untuk perabotan interior dan perencanaan bentuk ruang yang tepat, mungkin kamu bisa mencapai hasil akustik yang diinginkan.

Namun, penggunaan insulasi suara yang berlebihan dapat menyebabkan ruangan yang suci tersebut kehilangan salah satu kualitasnya.

Tags : Frekuensi Suara, Akustik, Penyerap Suara

Rate this post

Tinggalkan Balasan

Alamat email anda tidak akan dipublikasikan. Required fields are marked *

Jl. Kesehatan No. 6, rt 06 rw 05, Kp. Gedong, Kec. Ps. Rebo, Kota Jakarta Timur, DKI Jakarta 13760

Phone : 0812 9292 0489

Copyright 2024 © kontraktorstudio.com All rights Reserved.
error: Content is protected !!